Curug Nangka, Curug Kawung, dan Curug Daun ... Tempat Wisata Alam yang Indah dan Murah di Bogor

Curug merupakan kata dalam bahasa Sunda yang berarti air terjun. Curug Nangka adalah salah satu dari sekian banyak curug yang berada di wilayah Bogor. Kota yang dijuluki kota hujan ini memang mempunyai banyak tempat wisata alam.





Dimana sih Curug Nangka ?

Curug Nangka sering disingkat CuNang, berada di koordinat 6o 40’ 4.12” S 106o 43’ 37.09” E. Lokasi yang menjadi rujukan adalah Desa Warung Loa, Kecamatan Tamansari, Bogor, Jawa Barat.
Lokasi ini sudah masuk ke peta Google (klik di sini).

Curug Nangka berada di Ciapus, Bogor, Jawa Barat. Curug yang indah ini berada di kaki Gunung Salak pada ketinggian 750 mdpl (750 meter di atas permukaan laut). Posisinya yang 750 mdpl dan dikelilingi hutan yang cukup lebat, dan curah hujan yang cukup tinggi sebanyak 4000 mm/tahun, membuat area ini memiliki suhu udara yang sejuk berkisar 20 -22 derajat Celcius.

Curug Nangka dijaga kelestariannya oleh pemerintah. Curug Nangka berada di Kawasan Taman Nasional Halimun Salak dan dalam naungan RPH Gunung Bunder dan BPKH Bogor KPH Kabupaten Bogor.



Transportasi

Kendaraan Umum
Teman-teman bilang bahwa akses ke Curug Nangka cukup mudah dengan kendaraan umum, jika ingin tidak repot mengemudi. Selain kota hujan, Bogor juga sering dijuluki dengan kota sejuta angkot. Dari Jakarta bisa menggunakan kereta api untuk sampai ke Bogor. Lalu naik angkot 02 jurusan Ramayana (BTM, Bogor Trade Mall), dari BTM naik angkot nomor 03 yang membawa kita ke pintu gerbang kawasan Curug Nangka. Jika angkutan berhenti di pertigaan sebelum gerbang, maka anda harus berbelok kiri dan berjalan kurang lebih 500 meter untuk sampai ke gerbang. Jika mengambil belok ke kanan, maka anda akan dibawa menuju ke Curug Luhur. Penanda pertigaan tersebut yaitu adanya resort The Highland Park Resort - Hotel Bogor.

Pintu gerbang pertama kawasan rekreasi. Di sini tanda masuk Rp 7 500 untuk setiap orang. Kendaraan belum dihitung. Di pos berikutnya baru diminta tanda masuk Rp 10 000 lagi setiap orangnya, dan untuk mobil Rp 10 000 juga.

Dengan Kendaraan Pribadi ke Curug Nangka (CuNang)
Jika kita memiliki kendaraan pribadi, tentu akan lebih nyaman dengan bawaan kita yang bisa seabreg-abreg seperti tenda, sepeda lipat, alat camping dll. Demikian juga dengan kendaraan pribadi, kita bisa berhenti atau mampir ke tempat lainnya seperti misalnya wisata kuliner dan sebagainya. Keuntungan lain adalah tidak terbatas jam ... kapan mau pergi dan kapan mau pulang... tidak perlu risau ada angkutan umum atau tidak. Nah kami harus membawa kendaraan pribadi, dikarenakan membawa Halvor si Siberian Husky.

Kita berangkat dari Jakarta Barat, lalu masuk ke jalan tol dalam kota, lalu jalan tol Jagorawi dan keluar di pintu keluar Bogor. Dari situ kita mengambil kiri dan memutar balik melewati Baranang Siang, dan sampai di Kebun Raya Bogor. Kemudian kita mengambil arah ke Bogor Trade Mall lalu ke arah Ciapus. Sampai di pertigaan di Ciapus, kita belok ke kiri untuk menuju pintu gerbang Curug Nangka. Petunjuk jalan cukup banyak untuk sampai ke sini, hanya saja dibutuhkan seorang co pilot atau navigator yang cukup jeli, agar pengemudi bisa konsentrasi ke lalu lintas, karena jalurnya tidak lebar dan cukup ramail.

Motor ?
Naik motor juga bakalan menyenangkan. Jalurnya sama, hanya saja motor tidak boleh melewati jalan tol... hahaha...

Sepeda ?
Saya memiliki kenalan yang suka bersepeda dari Jakarta sampai dengan kawasan puncak di Bogor. Tentunya kalau hanya ke kawasan Curug Nangka bukan masalah. Bagi yang belum terbiasa, tentunya cukup menantang.


Perkiraan Biaya

Tiket masuk gerbang pertama: Rp 7 500 per orang.
Tiket masuk gerbang kedua: Rp 10 000 per orang, dan Rp 10 000 untuk mobil.
Parkir mobil : Rp 15 000
Untuk camping tidak dipungut biaya lagi, cukup cari tempat yang nyaman dan buka tenda atau hammock kita.
Bagi yang tidak mau repot, tersedia persewaan tenda, atau ada juga penginapan yang berlokasi di belakang warung, yaitu milik Bapak Herman Lantang yang senior Mapala UI ataupun ada juga milik bapak warung yang dibangun dengan bahan eksterior bambu. Di dekat pintu masuk juga terdapat sebuah resort.

Menurut informasi, jika dengan kendaraan umum:
-       Tiket Kereta Api dari Jakarta ke Bogor: Rp 5.000,-
-       Angkot dari Stasiun Bogor ke Bogor Trade Mall: Rp 3.000,-
-       Angkot dari BTM ke Ciapus: Rp. 7.000,- sampai Rp 10.000,-


Hari libur kawasan ini menjadi penuh, walau menurut pengakuan bapak pemilik warung, tidak seramai sebelumnya. Maklum dulunya kawasan ini merupakan kawasan terakhir sebelum kita mendaki Gunung Salak. Saat ini ada pos lain yang medannya lebih mudah, jadi para pendaki lebih memilih ke pos baru tersebut.

Walau demikian kawasan ini tetaplah ramai. Kami harus memarkirkan mobil di jalan raya sebelum sampai ke warung, karena sangatlah penuh tempat parkir yang ada di depan warung.

Penuh kendaraan wisatawan, sehingga parkir mobil di sisi kanan jalan setelah pos ke dua. Suasana sejuk.


Turun dari mobil, kita langsung menikmati udara segar. Teman-teman sudah sangat antusias segera masuk.

Seperti sudah disebutkan di atas tadi, banyak pilihan yang bisa dilakukan... dari level paling mudah dengan semua yang sudah disediakan sampai pengalaman menjelajah dan keasyikan berpetualang yang maksimal. Jika tidak mau repot, cukup bawa baju saja dan menginap di penginapan resort di sekitar area ini. Mau lebih repot lagi... sewa tenda dan menginap di dalam area di sini, makan dan minum di warung yang tersedia dengan banyak pilihan menu, lalu mandi di toilet umum dengan biaya Rp 3 000 sekali masuk, airnya adalah air dari mata air yang dingin dan menyegarkan, sayang jika sampai ke area di sini dan tidak mandi air segar. Level paling petualang adalah membawa tenda atau hammock, membawa logistik dan masak sendiri, mandi di sungai. Tentunya level petualangan maksimal merupakan level yang paling irit biaya. Nah ... mau yang mana ?

Ok... lanjut... Kita berjalan menuju kawasan warung dan melewati jembatan beton yang muat untuk dua orang.

Halvor menyukai kawasan ini.

Halvor mendapatkan perhatian hampir semua pengunjung. Banyak yang berpose bersamanya. Anak-anak tak mau ketinggalan bermain bersama Halvor.


Kita berjalan lurus dan menemukan papan petunjuk untuk ke tiga air terjun yang berada di kawasan ini.



Curug Daun
Jika kita masuk area dan berjalan lurus, maka sekitar 400 meter dari parkiran, kita menemukan air terjun kecil, Curug Daun. Tingginya hanya sekitar 6 meter. Di sini kita bisa berenang di kolam yang terbentuk secara alami. Kita memutuskan untuk jalan terus ke atas ke Curug Kaung atau Kawung.

Tracking menuju Curug Kawung.

Curug Kawung
Curug Kawung yang terletak paling ujung di bagian hulu sungai. Jalanan setapak yang sudah diberi penguat batu, lalu melewati bagian kali yang sudah diberi injakan batu-batu kali.

Halvor senang bermain air di air sungai yang dingin dan segar.

Curug Kawung nan ramai.

Curug Kawung.

Curug Kawung tingginya sekitar 25 meter. Di sekitar air terjun ini banyak warga yang berdagang mie instant, mie gelas, kopi dan makanan kecil lain. Sayang sekali sampahnya bertebaran.
Kita bisa mandi di Curug Kawung ini. Saya juga tidak menyianyiakan kesempatan ini, mandi langsung dari pancuran air terjun. Air yang dingin dan segar. Tersedia juga toilet umum untuk kita bilas, mandi, atau bahkan untuk buang hajat. Toilet yang sederhana. Taripnya Rp 3 000 per orang.


Pemandangan yang hijau dan indah, dipadu dengan udara yang sejuk. Sangat bagus untuk refreshing yang murah dan meriah. Bahkan Halvorpun berlari-lari dan ikut main air cukup lama di sungai. Di dalam kawasan curug ini, banyak terdapat monyet yang liar, namun tidak menggangu.

Ada juga dua ekor anjing berwarna coklat yang terlihat keluar masuk kawasan secara bebas. Salah satunya anjing kampung yang bisa didekati, sedangkan satunya yang lebih besar terlihat agak tidak mudah akrab. Anjing yang lebih besar ini yang lebih dominan. Anjing ini milik sebuah villa yang terletak di kawasan tersebut, tidak dirantai, tidak dikandangin, sudah terbiasa keluar masuk kawasan. Warga setempatpun sudah terbiasa.

Baca juga: Husky Anjing yang Ramah

Barangkali lain kali perlu membawa bekal pisang untuk monyet-monyet tersebut dan beberapa makanan untuk anjing coklat tadi.

Sehabis bermain air segar.

Dielus tiga wanita cantik.

Sesampai di Curug Kawung, sebelum saya mandi shower air curug. Sementara di dalam celana pendek, celana renang sudah dipakai.

Curug Nangka
Setelah cukup puas mandi air shower alami di Curug Kawung, kita berjalan turun dan berbelok ke kiri menuju Curug Nangka. Untuk menuju curug ini, kita harus berbasah-basahan melewati sungainya, sebab tidak ada jalan setapak di kanan-kirinya.

Pada bagian yang sedalam satu lutut saya dan sedikit berarus, Halvor masih takut, sehingga harus digendong. Ini pertama kalinya saya menggendongnya di pundak.  

Setelah selesai bermain air di curug, kita kembali ke mobil dan mengambil barang bawaan dan mencari lokasi yang cukup lumayan untuk membuka tenda. Sebetulnya banyak tempat tersedia untuk kita membuka tenda, hanya saja karena cukup ramai, tempat-tempat yang favorit sudah dipakai oleh wisatawan-wisatawan lain.


Menginap di sini dengan tenda sangat nyaman. Bagi yang suka tracking malam, berbekal lampu senter menuju air terjun juga dimungkinkan, hanya saja harus hati-hati.

Full team.



Guardian of the tent.


Ini merupakan kunjungan pertama bagi saya. Begitu juga dengan Halvor dan ini juga untuk kali pertama Halvor melakukan camping. Dan menurut saya sangat menyenangkan. Lain kali bolehlah ke sana lagi... dengan bawaan yang lebih komplit. Siapa mau ikut ?

Salam
Gunadi TK

Comments

Popular posts from this blog

Tragedi Curug Panjang, 5 February 2017, Berhati-Hatilah Bermain di Air Terjun

Bagaimana memasang hammock dan flysheet untuk menahan angin ?