Bagaimana memasang hammock dan flysheet untuk menahan angin ?

Saya adalah seorang pemula dalam dunia camping dan per-hammock-an, barangkali beberapa pengalaman saya ini adalah hal yang remeh buat para senior. Namun buat para pemula seperti saya ini, barangkali beberapa pengalaman ini cukup berguna untuk diingat.

Saya menyenangi hammock karena cukup ringkas dan ringan untuk dibawa bepergian bila dibandingkan dengan tenda. Tentunya hammock juga punya kekurangan, misalnya dimana tidak terdapat pohon atau tempat yang sejenis untuk menggantung talinya, seperti misalnya di lapangan terbuka, maka tetaplah diperlukan tenda.



Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memasang hammock berdasar pengalaman saya yaitu ada tidaknya angin, darimana arahnya, seberapa besar kemungkinan turun hujan dan sebagainya.

Berikut ini adalah foto saat kita berkemah di camping ground Curug Batu Ampar di daerah Bogor.

Baca juga: Berkunjung ke Curug Batu Ampar di Gunung Bunder, Bogor.

Terlihat hammock saya di sebelah kiri, dan dua buah tenda di sebelah kanan.

Di sudut antara kedua tenda tersebut dipasang dua buah hammock yang bersusun, dengan fly sheet terpasang agak datar dengan sedikit kemiringan untuk mengatur jatuhnya air hujan.

Teman camping bang Didi dan mbak Eka, sempat ingin tidur di hammock sampai pagi. Tak perlu sampai pagi, keduanyapun segera masuk ke dalam tenda yang ada karena badannya tidak kuat menahan dingin. Sore harinya cuaca hujan.

Saat saya sampai di lokasi tersebut udara dingin, angin berhembus dari sisi kiri.


.
Dengan memasang hammock seperti di atas, hammock terlindung dari hujan oleh fly sheet di atasnya, namun tidak terlindung oleh angin. Angin dingin yang berhembus terus-menerus, membuat badan kita tidak akan tahan dan segera kedinginan.


Oleh karenanya saya memasang hammock dengan ditutupi oleh fly sheet yang saya bentuk seperti tenda. Di kedua sisi flysheet, saya tahan dengan menggunakan pasak yang langsung dipasang ke tanah. Posisi fly sheet menempel ke tanah, sehingga angin tidak bisa masuk melewatinya. Sedangkan lorong di bagian kaki dan kepala tetap terbuka. Jadi aman dari angin dan hujan.



Walaupun saya hanya memakai rash guard, tanpa memakai jaket, saya masih bisa bertahan di hawa dingin ini karena terlindung dari terpaan angin. 

Seandainya tidak demikian posisi pemasangan hammock dan fly sheet saya, pastilah saya segera kerepotan dan tidak mampu bertahan.

Saat pagi harinya, seandainya masih ada angin, namun kita mau beraktifitas misalnya memasak, atau bersantai ria, maka bagian yang tidak terkena angin, dapat saya buka dengan mengikat ujung fly sheet dengan tali ke pohon, sehingga kita dapat melihat ke luar namun tetap terlindung dari terpaan angin. Atau bisa juga diganjal dengan tongkat atau tracking pole, lalu diikat dengan pasak ke tanah.


Ada satu pengalaman menarik lagi saat saya bepergian dengan teman-teman untuk camping di Cibom, daerah Ujung Kulon. Camping di tepi pantai hawa terasa panas. Banyak teman yang menggunakan tenda dan akhirnya keluar dari tenda karena kepanasan. Saat tengah malam, muncul angin besar, badai, merekapun segera masuk lagi ke dalam tenda dengan sangat terpaksa menahan hawa panas.

Saya hanya membawa hammock single dan fly sheet kecil. Saat itu saya posisikan fly sheet seperti di atas pada gambar nomor satu, hanya saja fly sheet tidak menempel ke tanah, sehingga tetap ada celah sedikit untuk angin masuk. Alhasil sampai pagi saya tertidur lelap dan hanya mengetahui dari cerita teman-teman bahwa semalam terjadi hujan badai.





Hal lain yang perlu diperhatikan yaitu agar ukuran hammock sesuai dengan badan kita. Hammock yang terlalu pendek, membuat badan kita kurang nyaman dan pegal saat bangun keesokannya.

Ukuran fly sheet yang tidak mencukupi, membuat kita tidak terlindung dari hujan maupun angin.

Untuk menahan serangga yang menjengkelkan, terdapat juga kain kelambu sebagai pelengkap hammock. Beberapa dijual terpisah dan beberapa merek lainnya sudah dalam satu paket.

Usahakan mengikat ke pohon menggunakan tali webbing yang berukuran 2.5 cm, karena tidak merusak kulit batang pohon. Di beberapa negara lain baihkan sudah diharuskan menggunakan tali webbing berukuran lebar 5 cm.

Pemutus air... kadang air bisa mengalir masuk dari ujung tali yang dipohon dan mengalir sampai ke hammock kita. Untuk itu bisa dibuat setting tali webbing yang berhenti di ring O atau karabiner, lalu sisa tali webbingnya dijuntaikan ke bawah, sehingga saat air mengalir melalui webbing, akan diarahkan ke bawah ke arah tanah.

Pernak-pernik kecil. Ada kalanya kita ingin menggantungkan barang-barang seperti lampu, handphone, power bank, kaca mata dan barang lain di atas hammock kita. Untuk itu kita menarik tali sedikit di bawah tali penahan fly sheet. Pada tali itu kita bisa buat simpul-simpul untuk menggantungkan barang-barang kecil tadi. Simpul tadi gunanya juga untuk menahan agar tidak semua barang melorot ke bagian yang terbawah semua.

Demikian sekilas pengalaman saya yang baru berhammock ria ini.

Salam lestari
Gunadi




Comments

Popular posts from this blog

Tragedi Curug Panjang, 5 February 2017, Berhati-Hatilah Bermain di Air Terjun